Jumat, Januari 04, 2008

Anggrek Hutan di Sumatera Barat Kian Terancam

Anggrek Hutan di Sumatera Barat Kian Terancam


Padang, Jumat - Jumlah anggrek alam (Corchdaceae) di kawasan hutan alam Provinsi Sumatera Barat, kini semakin terancam. Tindak kerusakan hutan dan aktivitas perburuan liar dituding sebagai penyebab langkanya flora cantik di kawasan yang dilindungi ini.

"Dua tahun terakhir spesies jenis tumbuhan langka itu terus menyusut hingga 40 persen," kata Penyidik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Sumbar, Djoko Sumarjo, di Padang, Jumat (2/5).

Meskipun ada, jelas Djoko, populasi anggrek-anggrek tersebut sangat langka atau hanya tersisa beberapa pohon saja. Beberapa di antaranya bahkan sudah sulit ditemui. Misalnya, jenis anggrek vanda, anggrek pensil dan anggrek teratai.

"Jenis anggrek alam ini sangat diminati dan punya nilai jual tinggi. Akibatnya keberadaan tumbuhan itu semakin terancam," imbuhnya. Padahal, perburuan di kawasan tersebut telah dilarang dan pelakunya diancam hukuman pidana. Ini merujuk UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

Kawasan hutan yang kaya jenis anggrek ini berada di Taman Nasional Pulau Siberut, satu wilayah hutan yang memiliki pohon bermutu tinggi, dan terdapat banyak jenis anggrek. Misalnya, jenis anggrek Coelogyne Incrasata, Eria nutans dan Dendrobium paphillum. Data terakhir tercatat 25 jenis anggrek terdapat di pulau itu dan didominasi jenis anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis). Jenis anggrek, yang memiliki bunga berwarna putih, daun daging tebal, dan dalam satu bunga terdapat 7 hingga 15 kuntum ini, sangat diminati.

Untuk menjaga kelestarian jenis anggrek itu, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat untuk peduli menjaganya. Terutama, masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan hutan.

Sumber :
http://www.kompas.com
Rabu, 14 Juni 2006 - 16:05 wib

Tidak ada komentar: