Jumat, Januari 04, 2008

Temuan 52 Spesies Baru Perkaya Biota Laut Papua

Temuan 52 Spesies Baru Perkaya Biota Laut Papua

JAKARTA, KCM - Temuan 52 spesies baru di kawasan Teluk Cendrawasih serta perairan di sekitar Kabupaten Fak-Fak dan Kaimana, Irian Jaya Barat membuktikan betapa kayanya biota laut di kawasan Kepala Burung, Pulau Irian. Puluhan spesies yang belum teridentifikasi secara ilmiah tersebut terdiri atas 24 jenis ikan baru, 20 jenis karang, dan 8 jenis udang-udangan. Bahkan kawasan seluas 18 juta hektar tersebut menyimpan sekitar 75 persen jenis karang yang ada di dunia. Hasil survai menunjukkan sedikitnya ada 1.200 jenis ikan dan 600 jenis karang di perairan tersebut. Survai yang dipimpin Dr. Mark Erdmann, Senior Advisor Program Kelautan Conservation Internasional Indonesia, dilakukan di Teluk Cendrawasih pada Februari dan di Fak-Fak - Kaimana dari April hingga Mei 2006.

Kawasan tersebut juga teridentifikasi sebagai lokasi bertelur Penyu belimbing yang terbesar di Lautan Pasifik. Juga, kawasan itu sebagai tempat perpindahan berbagai jenis Paus (Sperm whale, Bryde whale dan Orca), serta beberapa spesies Lumba-Lumba.

Survai melibatkan para pakar ikan, karang, udang mantis (stomatopoda), terumbu karang, konektivitas genetis, populasi laut, penyu, pariwisata bahari, perikanan dan sosial. Mereka berasal dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan, Universitas Negeri Papua (UNIPA), Balai TN Cendrawasih, BKSDA Papua II, dan WWF Indonesia selain Conservation Internasional.

"Kami telah mendokumentasikan sebagian besar kekayaan biota laut di sana, namun belum mengambil spesimen untuk diidentifikasi yang merupakan wewenang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)," kata Mark saat dihubungi KCM, Senin (18/9). Mark mengatakan timnya berencana kembali ke sana tahun depan bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi (P3O) LIPI untuk melakukan penelitian lanjutan.

Konservasi baru

Hasil survai cepat ini membuktikan bahwa perairan Teluk Cendrawasih dan Fak-Fak - Kaimana mempunyai potensi keanekaragaman hayati yang unik dan khas yang harus dilindungi, melengkapi hasil survai keanekaragaman hayati di Raja Ampat pada 2001. Kegiatan penilaian secara cepat ini juga membuktikan bahwa perairan Kepala Burung Papua, mulai dari Teluk Cendrawasih di Timur, Raja Ampat di Barat dan Fak-Fak - Kaimana di Selatan, merupakan wilayah yang perlu dikelola secara berkelanjutan.

Apalagi, wilayah ini merupakan pemasok utama sumber kehidupan laut, seperti larva ikan dan karang, bagi wilayah Indonesia bagian Timur dan kawasan Indo-Pasifik secara umum. Kehidupan laut ini sangat penting bagi keberlanjutan perikanan komersial, terutama masyarakat lokal yang hidupnya sangat tergantung pada kondisi perikanan setempat.

Kurang lebih 11 persen dari wilayah bentang laut ini telah dikonservasi dalam berbagai bentuk perlindungan alam, yang terbesar adalah Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Beberapa tindakan harus segera diambil untuk mempertahankan integritas DAS di sekitar taman nasional, karena perambahan hutan yang sangat marak dan kegiatan pertambangan yang menyebabkan erosi dan sedimentasi, yang dapat merusak terumbu karang dan perikanan di sekitar wilayah ini.

"Mungkin di beberapa lokasi perlu dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi kawasan konservasi baru," ujar Mark. Menurutnya, pemerintah daerah setempat sangat antusias menanggapi laporan temuan timnya dan mendukung upaya melestarikan lingkungan di sekitarnya.

Penulis : Wah

Sumber :
http://www.kompas.com
Senin, 18 September 2006 - 19:42 wib

Tidak ada komentar: