Kamis, Maret 20, 2008

Memperlakukan Orang Kecil

Memperlakukan Orang Kecil

Abu Dzar pernah beriringan dan berpakaian sama dengan budaknya. Di tengah jalan, seseorang bertanya, ''Kenapa kamu berjalan seiring dan berpenampilan sama dengan budakmu?''


Abu Dzar menjawab, ''Saya pernah mendengar Rasul bersabda, 'Budakmu adalah saudaramu. Allah menjadikannya sebagai tanggung jawabmu. Jika seseorang memiliki saudara, hendaklah dia memberinya makanan dari apa yang dia makan, pakaian dari apa yang dia pakai dan tidak membebani dengan pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakannya. Jika terpaksa, hendaklah dia membantunya'.'' (HR Bukhari dan Muslim).


Budak-budak yang ada di zaman Islam sangat dihargai dan ditempatkan pada posisi terhormat. Di samping diberi peluang dan dibantu untuk merdeka, budak diberi kesempatan yang sama dalam beribadah, menuntut ilmu, berjihad, menjaga kehormatan dan sebagainya. Makanya, banyak budak yang meraih prestasi gemilang setelah kedatangan Islam.


Secara hukum, budak sudah tidak ada. Tapi dalam realitas harian, masih banyak 'orang-orang kecil' yang diperlakukan seperti budak, bahkan lebih hina. Tidak sedikit buruh dipekerjakan tanpa upah mamadai, wanita dipaksa melacur, manusia diperdagangkan, pembantu yang disiksa sepuas hati dan bawahan dieksploitasi.


Mencari sosok Abu Dzar di zaman sekarang sangatlah jarang, namun bukan berarti tidak ada. Memang, sangat langka seorang majikan atau bos yang mau menegur dan peduli terhadap hal-hal di luar pekerjaan, apalagi bersikap seperti Abu Dzar, namun bukan berarti kita tidak bisa bersikap demikian.


Ini memang pekerjaan berat. Alquran menyebutnya jalan terjal dan mendaki yang tidak banyak ditempuh orang. ''Maka, tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki itu? (yaitu) memerdekakan budak, pemberian makanan pada hari kelaparan (kepada) anak yatim yang punya hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.'' (QS Al Balad [90]: 11-16).


Saat ini, tidaklah susah menemukan orang-orang kecil. Mereka ada di sekitar rumah kita, di lingkungan kerja, atau bahkan di rumah kita sendiri. Mereka sangat mungkin orang yang tiap hari kita peras keringatnya, kita ambil tenaganya, kita rapuhkan tulangnya, kita hitamkan kulitnya, serta kita serahkan urusan kasar, kotor dan berbahaya padanya. Perlakukanlah mereka dengan patut, karena semua itu merupakan salah satu standar perlakuan Allah terhadap kita. (Zulheldi)

Sumber :

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=320265&kat_id=14&kat_id1=&kat_id2=

Jumat, 18 Januari 2008

Tidak ada komentar: