Rabu, Januari 23, 2008

CSR dan Penanggulangan Bencana

CSR dan Penanggulangan Bencana
Oleh : Heka HertantoDirektur Eksekutif Artha Graha Peduli

Bencana seolah tak pernah berhenti melanda Indonesia. Terjadinya berbagai bencana alam yang massif dan beruntun di seluruh wilayah Indonesia, membawa dampak negatif terhadap tingkat kesejahteraan maupun kesenjangan sosial ekonomi masyarakat. Bencana alam juga menimbulkan berbagai kerusakan terhadap alam dan lingkungan hidup, terutama bencana alam yang disebabkan oleh tingkah laku manusia. Dalam jangka pendek maupun panjang, dampak negatif bencana alam tersebut akan berpengaruh buruk pula terhadap keberadaan perusahaan di masa mendatang.

Masyarakat dan alam lingkungan hidup merupakan sumber utama faktor-faktor produksi terpenting bagi kegiatan dan eksistensi perusahaan. Tanpa masyarakat dan alam lingkungan, maka perusahaan tidak akan pernah eksis dan mampu berkembang. Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang karena adanya faktor-faktor produksi tersebut. Karena itulah perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) yang didasarkan kepada keseimbangan ekonomi, sosial dan alam lingkungan.

Kesetaraan sosial dan ekonomi seluruh masyarakat akan berpengaruh sangat positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh kegiatan perusahaan serta eksistensi perusahaan. Sebab masyarakat merupakan penyedia tenaga kerja sekaligus sebagai pasar dari seluruh hasil produksi perusahaan. Masyarakat yang sejahtera dan memiliki kesetaraan sosial ekonomi akan mampu menyediakan tenaga kerja yang berkualitas dalam jumlah yang mencukupi. Pada saat yang sama kesejahteraan sosial ekonomi akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk yang dipasarkan perusahaan.

Demikian pula halnya dengan kelestarian alam dan lingkungan hidup. Lingkungan alam yang terjaga kelestariannya merupakan prasyarat utama keberlangsungan operasional suatu perusahaan. Sebab perusahaan tidak pernah bisa melepaskan dirinya dari alam dan lingkungan hidup, terutama lingkungan di sekitar tempatnya berada--termasuk masyarakat lokal. Alam lingkungan yang terjaga kelestarian dan keharmonisannya menjamin kelancaran proses produksi, termasuk kepastian penyediaan bahan baku. Lingkungan yang rusak membawa konsekuensi biaya ekonomi yang sangat tinggi, serta memerlukan waktu panjang untuk proses pemulihannya.

Banjir di Jawa

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi potensi bencana banjir dan longsor yang terjadi di Pulau Jawa bagian Selatan akan berlangsung hingga Februari 2008, menyusul munculnya badai "Depressi Tropis" di perairan Indonesia. Banjir dan longsor yang melanda beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur saat ini akan mengakibatkan perubahan keseimbangan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Perubahan keseimbangan ini berdampak cukup luas tidak hanya bagi masyarakat yang terkena musibah langsung, akan tetapi akan juga berdampak pada jalur distribusi , transportasi bahan baku, dan lain-lain yang akan mempengaruhi ekonomi secara nasional.

Jawa sebagai penyumbang beras terbesar tentunya perlu diwaspadai akibat terjadinya banjir saat ini. Dikhawatirkan bencana banjir akan mengganggu kelancaran pasokan pangan pada dua bulan ke depan. Padahal surplus beras dari Pulau Jawa hingga saat ini menjadi pasokan bagi kebutuhan pangan di wilayah tengah dan timur Indonesia. Terganggunya produksi beras di Jawa dan propinsi penghasil beras lainnya dapat mengganggu ketersediaan beras di daerah-daerah wilayah tengah dan Timur Indonesia.

Kondisi tersebut perlu diwaspadai mengingat hingga saat ini tingkat ketergantungan pangan antar pulau atau wilayah di Indonesia masih sangat tinggi. Sementara pada saat yang sama kerusakan lingkungan akibat pembalakan liar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua masih terus berlanjut. Lingkungan yang rusak mempersulit kemandirian daerah bersangkutan untuk memproduksi kebutuhan pangan bagi masyarakat setempat.

Kepedulian Perusahaan

Kerusakan lingkungan dan aktivitas produksi perusahaan umumnya dipandang secara terpisah. Padahal, aktivitas produksi tanpa kendali atas dampak terhadap lingkungan akan mempercepat proses kerusakan alam. Karena itu, sudah saatnya dikembangkan mekanisme untuk menumbuhkan kepedulian perusahaan terhadap kelestarian lingkungan untuk menjamin keberlanjutan proses produksi itu sendiri.

Bagi koorporasi yang belum menjalankan fungsi CSR, saat ini merupakan menjadi waktu yang tepat untuk menjalankan aktivitas CSR. Program-program CSR itu tidak hanya dalam bentuk donasi tetapi langsung membantu masyarakat yang tertimpa musibah untuk dapat segera bangkit menata kehidupannya kembali. Melalui aktivitas CSR yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat tersebut, diharapkan keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan tetap akan terjaga.

Aktivitas CSR itu antara lain dapat diarahkan kepada masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana. Kepada mereka dapat dilakukan introduksi nilai-nilai baru berkaitan dengan pola kehidupan sosial ekonomi yang mampu mengantisipasi munculnya bencana. Introduksi ini diharapkan dapat menekan kerugian harta benda dan korban jiwa saat terjadinya bencana.

Manajemen mitigasi dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat merupakan salah satu nilai baru yang dapat diintroduksikan kepada masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana. Introduksi ini semakin penting untuk segera dilakukan oleh perusahaan yang berada di sekitar masyarakat dan daerah rawan bencana, dalam berbagai bentuk aktivitas CSR. Perusahaan dapat mengajarkan kepada masyarakat lokal tehnik-tehnik mitigasi dan penanggulangan bencana dengan melibatkan masyarakat secara langsung, sehingga masyarakat dapat pro aktif melindungi diri mereka dan lingkungannya sendiri.

Dengan pola kegiatan CSR semacam itu, perusahaan dapat meningkatkan harmonisasi hubungan dengan masyarakat lokal. Pada jangka panjang dapat terwujud simbiosis mutualis antara perusahaan dengan masyarakat, tercipta hubungan kehidupan yang saling mendukung dan menjaga keberadaan masing-masing pihak.

Sumber :
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=320513&kat_id=16
Senin, 21 Januari 2008

Tidak ada komentar: