Jumat, Januari 11, 2008

Menyelamatkan Terumbu Karang Nusa Penida

Menyelamatkan Terumbu Karang Nusa Penida
Sangat sedikit lokasi terumbu karang di dunia ini yang menyimpan kekayaan yang demikian luar biasa. Salah satu dari yang sedikit itu adalah hamparan terumbu karang yang maha luas di kawawan Nusa Penida, Bali. Terdapat ratusan jenis terumbu karang dan ribuan jenis ikan di wilayah perairan tersebut.

Selama ini, kekayaan dan kecantikan alam tersebut menjadi aset penting bagi kegiatan pariwisata di Bali, khususnya wisata menyelam. Namun, sentuhan manusia melalui aktivitas wisata itu dikhawatirkan menjadi salah satu ancaman bagi kelestarian terumbu karang di sana. Maka, kegiatan konservasi terasa mutlak dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup terumbu karang tersebut.

Adalah Grup Bakrie melalui Bakrie Green Program yang mulai melakukan konservasi tersebut. Grup Bakrie pun menggandeng lembaga nirlaba di bidang lingkungan yang sangat peduli dengan kelangsungan biodiversiti yaitu Conservation International Indonesia (CII). Selama sembilan tahun ke depan, mereka akan melakukan berbagai aktivitas yang mendukung kelestarian terumbu karang di Nusa Penida Bali dan di kawasan Raja Empat, Irian Barat.

Dipilihnya kawasan laut Raja Ampat dan Nusa Penida sebagai tempat konservasi, dikatakan Marine Program Director CII, Ketut Sarjana Putra, mengingat kedua kawasan itu masuk dalam segitiga karang dunia. Di dua tempat itu, jelasnya, sekurangnya terdapat 500 jenis terumbu karang, selain juga memiliki 2.000 jenis ikan. ''Melalui kegiatan konservasi itu, kita harapkan dapat menjaga kelestarian ikan dan sumber daya hayati lainnya, karena dapat meningkatkan bio massa dan jumlah spesiesnya,'' kata Sarjana saat menandatangani kerja sama dengan Grup Bakrie di Tanah Lot, Bali, akhir pekan lalu.

Dengan kekayaan terumbu karangnya, Raja Ampat dan Nusa Penida kini dikenal sebagai objek wisata menyelam. Melalui kegiatan konservasi, lanjutnya, terumbu karang di kawasan itu akan terjaga dan wisatawan akan semakin tertarik untuk datang ke sana.

Sulit diakses dari darat

Berdasarkan Peta Lingkungan Pantai Indonesia 1993 dan citra Satelit Landsat serta survei lapangan, ekosistem terumbu karang di Pulau Nusa Penida menyebar sepanjang 62,4 kilometer. Atau, mengelilingi 80,6 persen panjang garis pantai pulau dengan luas total mencapai 1.007 hektare (ha). Sebaran terumbu karang terluas menurut desa pantai terdapat di Desa Pejukutan yaitu mencapai 182 ha. Seluruh pantai Desa Pejukutan dikelilingi oleh terumbu karang, dengan sebaran terumbu karang yang luas dan jangkauannya lebar ke arah laut terletak di sekitar Batu Abah. Sebagian terumbu karang yang terdapat di Desa Pejukutan sulit dijangkau dari daratan karena tidak terdapat akses jalan dan berada di bawah pantai bertebing terjal.

Sedangkan sebaran terumbu karang di Desa Suana dari Dusun Pengaud sampai Dusun Semaya sejajar dengan garis pantai. Lebarnya berkisar 120 m sampai 150 m dan tumbuh sampai kedalaman 60 m. Luas terumbu karang di Desa Suana mencapai 124,4 ha. Desa Bunga Mekar juga memiliki sebaran terumbu karang yang cukup luas yaitu 101,0 ha. Tetapi, aksesnya sangat sulit dijangkau karena berada di bawah tebing terjal. Di desa ini terdapat sebuah gili yang dikelilingi oleh terumbu karang yaitu Nusa Batupahet. Sebaran terumbu karang di pantai selatan ini berada di bawah tebing terjal sampai pada kedalaman 30 m.

Sementara Desa Sakti memiliki sebaran terumbu karang seluas 49,7 ha yang meliputi panjang garis pantai 6,2 km. Sebarannya terdapat di pantai sebelah barat yaitu Teluk Gamat, Teluk Penida (Crystal Bay), Teluk Besardulu dan Teluk Besarteben. Terumbu karang di Teluk Gamat relatif lebar yaitu sekitar 150 m, tumbuh sampai kedalaman 50 m. Terumbu karang di Crystal Bay juga relatif lebar yaitu sekitar 370 m. Di teluk ini terdapat sebuah gili yaitu Nusa Batumejineng. Kedalaman pertumbuhan terumbu karang di lokasi ini mencapai 40 m.

Sebaran terumbu karang di Desa Batumadeg merupakan terumbu karang tepi yang tumbuh di bawah tebing pantai sampai kedalaman 20 m. Kondisi serupa juga terdapat pada terumbu karang di Desa Batukandik, Desa Sekartaji dan Desa Tanglad. Terumbu karang di empat desa ini juga sangat sulit diakses dari daratan. Terumbu karang tepi di sebelah utara pulau yaitu di Desa Batununggul, Kutampi Kaler, Ped dan Toyapakeh, tumbuhnya membentuk jarak dari pantai yang dipisahkan oleh dataran pantai berpasir. Di Desa Batununggul, terumbu karang tumbuh mengikuti isodeph 40 m dengan lebar 100 m sampai 200 m. Di Desa Kutampi Kaler, terumbu karang berkembang sejajar pantai mengikuti isodepth 45 m dengan lebar berkisar 100 m sampai 230 m.

Terumbu karang di sepanjang Desa Ped juga berkembang sejajar garis pantai mengikuti isodepth 45 m dengan lebar 150 sampai 250 m. Di Desa Toyapakeh, terumbu karang berkembang mengikuti isodepth 30 m dengan lebar 200 m sampai 550 m. Selama ini, kawasan pulau-pulau kecil, seperti Nusa Penida relatif kurang mendapatkan sentuhan pembangunan yang berarti karena orientasi pembangunan selama ini masih bertumpu di daratan. Walaupun terdapat kegiatan pembangunan, tetapi kegiatan tersebut lebih menitikberatkan pada pertimbangan ekonomi sehingga kurang memperhatikan kelestarian lingkungan dan konservasi.

Senilai 6 juta dolar AS

Dalam perjanjian kerja sama itu, Bakrie menyiapkan dana konservasi yang cukup besar, yaitu berkisar antara 6-7 juta dolar AS atau setara Rp 57-Rp 66 milyar. Menurut Direktur Pengembangan Bakrie Group, Marudi Surahman, kegiatan konservasi laut di Nusa Penida dan Raja Ampat merupakan tahap awal. Ke depan pihaknya akan terus melakukan kegiatan yang sama. Jika saat ini, Grup Bakrie masih menggandeng pihak lain sebagai mitra, kelak Grup Bakrie akan berusaha melakukannya sendiri dengan membuat lembaga yang khusus menangani masalah konservasi. ''Kita sudah banyak melakukan kegiatan peduli lingkungan melalui unit-unit usaha Grup Bakrie. Tetapi, ke depan kita ingin membuat sinergi, sehingga kegiatan menjadi lebih terfokus,'' katanya.

Sementara itu, mengenai pelaksanaan program konservasi di Nusa Penida dan Raja Ampat, Program Director CII, Sarjana, menyebutkan akan dimulai Januari 2008 untuk waktu sembilan tahun. Namun, mengingat kegiatan konservasi yang tidak mengenal waktu, maka bisa jadi waktunya diperpanjang, tergantung kesiapan masyarakat setempat. ''Kalau masyarakat sudah siap dengan mendukung kegiatan konservasi ya secepatnya bisa kita lepas," jelasnya. aas

Ikhtisar :
  • Ekosistem terumbu karang di Pulau Nusa Penida menyebar sepanjang 62,4 kilometer.
  • Terumbu karangnya mengelilingi 80,6 persen panjang garis pantai pulau dengan luas total mencapai 1.007 hektare.

Sumber :
http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=13
Kamis, 03 Januari 2008 14:53:00

Tidak ada komentar: