Kamis, April 03, 2008

Hutan Bakau Segara Anakan Terancam

Hutan Bakau Segara Anakan Terancam

Cilacap, Sabtu - Keberadaan hutan bakau (mangrove) di laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terancam akibat adanya penebangan liar oleh masyarakat sekitarnya. "Kawasan hutan mangrove Segara Anakan mengalami kerusakan akibat aktivitas penebangan liar oleh masyarakat sekitar," kata Kepala Badan Pengelola Kawasan Segara Anakan, Supriyanto, di Cilacap, Sabtu (8/12).


Menurut dia, masyarakat melakukan penebangan liar untuk keperluan membuka areal pertambakan, pertanian, wilayah permukiman, dan menggunakan kayunya untuk bahan bangunan perumahan. Padahal hutan bakau Segara Anakan itu memiliki komposisi maupun struktur hutan terlengkap dan terluas di Pulau Jawa. "Hutan tersebut memiliki 26 spesies mangrove dengan luas 8.354 hektare," ujar Supriyanto.


Ia mengingatkan, keberadaan hutan mangrove Segara Anakan memiliki peran penting dalam "pengasuhan" (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi berbagai jenis burung migrasi. Selain itu, kata dia, hutan tersebut juga berperan sebagai tempat pemijahan (spawning ground) berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya.


Menurut Supriyanto, aktivitas penebangan liar yang terus berlangsung, dapat mengancam kelestarian hutan bakau Segara Anakan. "Padahal Segara Anakan juga sedang menghadapi persoalan yang sangat rumit dan memerlukan penanganan serius," kata dia lagi.


Ia menyebutkan, persoalan tersebut erat kaitannya dengan sedimentasi (pendangkalan) yang terjadi di laguna Segara Anakan. Akibat adanya sedimentasi itu luas Segara Anakan yang semula 1.400 ha kini hanya tersisa sekitar 830 ha. Sedimentasi tersebut berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara di laguna Segara Anakan, yakni Sungai Citanduy (termasuk wilayah Jawa Barat), Cimeneng, Cikonde, dan Cibereum.
WSN

Sumber :

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/01/08/1000146/hutan.bakau.segara.anakan.terancam....

Selasa, 8 Januari 2008 | 10:00 WIB

Tidak ada komentar: