Rabu, Februari 27, 2008

Australia : Emisi Karbon Terus Bertambah

Australia : Emisi Karbon Terus bertambah
Canberra-MI : Emisi karbon Australia terus bertambah karena ketergantungan terhadap batu-bara untuk menjadi sumber enerji listrik, demikian laporan pemerintah Selasa (26/2), walaupun negara itu telah menyatakan akan memenuhi target prorokol Kyoto yang ditetapkan pada 2012. Menteri Perubahan Iklim Penny Wong mengatakan emisi karbon akan bertambah sehingga mencapai 108 persen dari tingkat yang didapatkan pada tahun 1990 pada tahun 2008 ini hingga 2012, memenuhi target yang ditetapkan oleh Protokol Kyoto yang telah menetapkan target gas rumah kaca bagi negara-negara maju.

Wong mengatakan bahwa angka tersebut baik untuk Australia dan menunjukkan adanya penurunan dalam perkiraan emisi karbon walaupun hal itu terus berlangsung meningkat hingga mencapai 120 persen dari tingkat emisi karbon pada tahun 1990 pada masa menjelang tahun 2020. "Kita sepatutnya tidak bergembira atas kenaikkan polusi rumah kaca di Australia," kata ahli iklim John Connor dari Institut Iklim Australia.

Bagian bumi yang paling kering Australia juga negara pengekspor batu-bara terbesar di dunia dengan ekonomi yang bergantung pada bahan bakar bbm dimana 80 persen listrik berasal dari pusat-pusat pembakaran batu-bara. Australia bertanggung jawab atas 1,2 persen emisi karbon global, namun tetap menjadi salah satu negara penghasil polusi terbesar per kapita.

Pemerintahan terdahulu, pemerintahan Konservatif dalam perundingan Protokol menyetujui untuk menetapkan target emisi sebesar 108 persen pertambahan menjelang tahun 2012 namun kemudian menolak untuk meratifikasi perjanjian tersebut, dengan alasan target sebesar itu tidak adil dan akan mengganggu perekonomian negara.

Namun Perdana Menteri yang sekarang Kevin Ruud telah meratifikasi Protokol Kyoto mengenai perubahan iklim pada Desember lalu sebagai kebijakannya yang pertama setelah diangkat sebagai pm sehingga kini Amerika Serikat adalah satu-satunya negara maju yang tajk mau menanda-tangani perjanjian Kyoto.

Laporan mengenai emisi karbon yang diterima Selasa telah memperlihatkan keputusan pemerintah untuk menghentikan penebangan dan pembersihan lahan merupakan alsan utama mengapa Australia dapat mencapai target Protokol Kyoto dengan sebagian besar sektor lain melakukan penambahan polusi karbon yang cukup besar.

Emisi dari pusat-pusat enerji termasuk tenaga listrik akan bertambah 56 persen dari tingkat emisi 1990 menjelang 2012 dan akan mencapai 64 persen pada tahun 2020. Emisi dari trasportasi diproyeksikan untuk menncapai kenaikan sebesar 42 persen dari tingkat emisi karbon tahun 1990 pada tahun 2012 dan dengan pertambahan 67 persen pada tahun 2020. Sementara sektor industri akan mengalami peningkatan 49 persen pada tahun 2012 dan 95 persen pada tahun 2020.

Emisi rumah kaca dari pemanfaatan lahan dan hutan akan turun 68 persen dari tingkat emisi karbon pada tahun 1990 pada tahun 2012 dan tetap stabil mulai dari tahun 2010 hingga 2020, demikian laporan itu dalam hitungan perkiraaan. Sementara emisi per kapita akan turun sebesar 13 persen dari tingkat emisi tahun 1990 dari 33 ton menjadi 28 ton pada tahun 2012 akan naik menjadi 29 persen per orang pada 2020, laporan itu mengatakan. "Kami menyadari masih banyak yang harus dilakukan ," kata Wong sambil menambahkan Austlia berencana untuk memperkenalkan sistem insentif karbon kepada pihak pengusaha dalam bentuk uang bagi yang berhasil mengurangi emisi karbon dalam usahanya. (Rtr/Ant/OL-03)

http://www.mediaindonesia.com/
Rabu, 27 Februari 2008 02:56 WIB

Tidak ada komentar: