Minggu, Februari 17, 2008

Mengebom Ikan Lebih Merugikan daripada Pembalakan Liar

Mengebom Ikan Lebih Merugikan daripada Pembalakan Liar

PADANG, JUMAT - Penggunaan bom dan racun untuk menangkap ikan laut yang menyebabkan kerusakan terumbu karang mendatangkan kerugian lingkungan hidup yang lebih besar dari dampak illegal logging (pembalakan liar hutan). "Bom dan racun untuk penangkapan ikan komersial sangat merusak kegiatan mahluk hidup di dasar laut," kata peneliti kelautan dan perikanan dari Program Pasca Sarjana Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) Universitas Bung Hatta, Indrawadi di Padang, Jumat (15/2).

Ia menyebutkan, laporan jurnal ilmu pengetahuan konservasi biologi (The Scientific Journal Conservation Biology), memperingatkan struktur kehidupan dasar laut bisa rusak melebihi kerusakan hutan di darat. Dasar laut merupakan suatu ekosistem kompleks yang menyediakan hewan-hewan atau habitat dan makanan pokok untuk terus bereproduksi dan tumbuhnya ikan serta kehidupan laut lainnya.

"Setiap pengeboman bunga karang, remis atau kepiting, rumah-rumah cacing laut dan binatang-binatang air yang berkulit keras, akan rusak bahkan sekarang telah hampir punah seluruhnya," katanya. Menurut dia, pengeboman di laut telah merusak struktur dasar laut yang membutuhkan beberapa dekade atau abad untuk memulihkannya kembali. Ia menambahkan, tidak ada satu pun mahkluk di laut yang tidak terkena dampak fisik pengeboman dasar laut. Ketika struktur dasar laut seperti bunga karang dan terumbu karang musnah maka ikan, kepiting, bintang laut, cacing-cacing dan seluruh habitatnya akan hilang dan mati.

Mulai musnahnya keanekaragaman habitat dasar laut telah menjadi alasan kuat banyak jumlah dan jenis ikan-ikan berkurang di lautan dunia, katanya. Akibat dampak luar biasa itu para ilmuan mengajak pemerintah dalam sebuah jaringan kerja untuk melindungi dasar laut, seperti dengan kawasan lindung dan penjagaan, tambahnya. "Bahkan kini telah ditempuh program membiarkan ikan bertelur, merawat habitat ikan dan kehidupan dasar laut lainnya," kata Indrawadi.(ANT/WAH)

Sumber :

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.02.15.2228549&channel=1&mn=42&idx=43
Jumat, 15 Februari 2008 22:28 Wib

Tidak ada komentar: