Senin, Januari 14, 2008

Pemerintah Percepat Program Konversi Minyak Tanah

Pemerintah Percepat Program Konversi Minyak TANAH


TEMPO Interaktif, Jakarta:bPemerintah akan mempercepat program konversi minyak tanah ke elpiji dari 6 tahun menjadi 4 tahun। Total minyak tanah yang dialihkan itu ditargetkan mencapai 90 persen dari konsumsi minyak tanah sekitar 10 juta kiloliter. "Kita bisa, sebab Indonesia produsen elpiji (gas tabung)," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengunjungi Pertamina kemarin.

Sebelumnya, pemerintah menganggarkan dana Rp 1,93 triliun bagi program konversi minyak tanah ini। Program konversi minyak tanah ke elpiji ini berdasarkan surat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro kepada Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Dirjen Migas dan PT Pertamina (persero). Dananya berasal dari pengurangan subsidi minyak tanah yang dialihkan ke elpiji.

Dari program ini, diperkirakan terjadi pengurangan konsumsi minyak tanah mencapai 988।280 kiloliter. Sedangkan konsumsi elpiji menjadi naik sebesar 567.700 ton. Saat ini harga jual elpiji di dalam negeri Rp 4.250 per kilogram. Padahal sebagian pasokan elpiji diimpor Pertamina dengan biaya Rp 6.000-7.000. Jadi selama ini Pertamina mensubsidi konsumen dalam negeri Rp 1.750-2.750 per kilogram. Tahun ini konsumsi elpiji rata-rata 1 juta ton.

Jusuf Kalla menjelaskan, bila ini tercapai, dalam 4 tahun ada penghematan subsidi Rp 30 triliun। Namun, diperlukan tambahan investasi sekitar Rp 15 triliun. "Kami akan minta swasta untuk ikut program ini," ujarnya. Berdasarkan uji coba konversi elpiji yang dilakukan Pertamina, lanjut Kalla, hasilnya 85 persen konsumen beralih dari minyak tanah ke elpiji. Hasil lainnya, ada kenaikan pendapatan rill masyarakat hingga Rp 25 ribu sebulan untuk keluarga sederhana. "Jadi ini harus segera berjalan."

Direktur Utama PT Pertamina (persero) Arie Soemarno menambahkan, tidak ada tambahan subsidi untuk Pertamina। Skemanya subsidi minyak tanah akan dialihkan ke elpiji dengan perbandingan 1:1. Jadi bisa saja untuk sementara Pertamina menanggung dulu selisih harga jual elpiji. “Yang penting diganti dengan subsidi minyak tanah karena ada pengurangan konsumsi minyak tanah," ujarnya.

Arie menjelaskan, untuk tabung pertama kali, diupayakan gratis. Sedangkan harga jual elpiji tetap dijual Rp 4.250 per kilogram sehingga Pertamina masih menanggung kerugian sekitar Rp 1,9 triliun. "Itu akan kami cari jalan dan dibicarakan dengan pemegang saham," tutur dia. Muhamad fasabeni/nieke.

Sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/08/30/brk,20060830-82960,id.html
Rabu, 30 Agustus 2006 20:04 WIB

Tidak ada komentar: